FSP KEP SPSI Dorong Program “Just Transition” untuk Pekerja Berkelanjutan di Kalimantan Timur

cahayanusantranews.com
Berau, Kalimantan Timur — Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, dan Pertambangan (FSP KEP) SPSI terus memperkuat komitmennya dalam mendukung transisi energi yang berkeadilan melalui kegiatan Rapat Anggota Program “Just Transition”, yang diadakan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pada 19 Oktober 2025.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara FSP KEP SPSI, FNV Mondiaal, dan APHEDA, serta dihadiri oleh jajaran pimpinan pusat — Sulistiyono,SH dan Vonny Diananto — bersama anggota SP KEP SPSI, peserta selain anggota serikat pekerja juga para perempuan dari perusahaan-perusahaan subkontraktor batu bara dan pekerja informal dari wilayah Kabupaten Berau dan Kutai Timur.

Dalam acara tersebut, Munir mewakili PC FSP KEP SPSI Kabupaten Berau menekankan pentingnya program Transisi Berkeadilan dalam menghadapi perubahan industri energi menuju ekonomi hijau.

“Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan tidak meninggalkan pekerja di belakang,” ujarnya.

Selama pertemuan, peserta membahas berbagai isu pelatihan strategi seperti peningkatan keterampilan (upkilling), perlindungan hak pekerja, dan strategi untuk memahami kesadaran tentang perubahan iklim di kalangan anggota serikat.
Selain itu, pembahasan mengenai peningkatan jumlah anggota serta upaya memasukkan klausul “Transisi Adil” dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) menjadi fokus utama sebagai langkah konkret memperjuangkan kepentingan pekerja di masa depan.

Latar Belakang “Transisi yang Adil”

Konsep Just Transition atau Transisi yang Adil merupakan gagasan yang didorong oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) untuk memastikan bahwa perubahan menuju ekonomi rendah karbon dan berkelanjutan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap tenaga kerja.
Melalui pendekatan ini, setiap kebijakan transisi energi harus menjamin perlindungan sosial, dialog sosial yang efektif, ulang pelatihan tenaga kerja, serta penciptaan lapangan kerja hijau yang layak dan inklusif.

Dalam konteks Indonesia, kolaborasi dengan organisasi internasional seperti FNV Mondiaal (Belanda) dan APHEDA (Australia) menjadi bagian penting dalam memperkuat kapasitas serikat pekerja agar siap menghadapi tantangan global, terutama di sektor pertambangan dan energi yang tengah mengalami perubahan besar.

Pertemuan ini juga menjadi wadah bagi peserta untuk saling berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi di lapangan, termasuk adaptasi di tengah pergeseran industri menuju energi bersih.
Diskusi yang produktif ini diharapkan menghasilkan langkah-langkah nyata di tingkat lokal untuk mendukung kesejahteraan pekerja dan kemiskinan ekonomi daerah.

Menutup kegiatan, Sulistiyono,SH menyampaikan apresiasinya atas semangat kolaborasi seluruh peserta.

“Kita semua memiliki peran dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi pekerja kita. Semoga program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata bagi anggota serikat pekerja,”ujarnya.

Dengan semangat solidaritas dan kolaborasi, inisiatif Just Transition yang dikembangkan FSP KEP SPSI di Kalimantan Timur diharapkan menjadi model nyata bagaimana energi transisi dapat berjalan adil, inklusif, dan berpihak pada pekerja.(Bambang)

Related posts
Tutup
Tutup